Kamis, 15 November 2018

Perjalanan Pertama ke Pekalongan


Assalamu’alaikum..
Hallo manteman. Apa kabar nih? Semoga sehat selalu ya..
Yak tulisan kali in aku mau menceritakakn pengalaman pertama ke Pekalongan. Ya pengalaman pertama dong yang notabene berkesan. Btw aku ke pekalogan buat ikut lomba badminton , Pekan Olahraga Mahasiswa Se-Jateng.

Yup the story was began
Pada hari ahad, jam 5 pagi perjanjiannya semua pemain harus sudah berkumpul di stasiun balapan untuk mengejar kereta solo-semarang, namanya Kalijaga. Harga tiketnya Cuma 10k ya.
Aku sendiri berlabuh dari kos jam 4 lebih dikit. Sebelum berangkat aku lupa, hari itu kuotaku pas habis masa berlakunya, dan pagi itu aku benar-benar bingung. Pulsa habis, bangunin temen kos juga pas ga punya pulsa dan kuota, mau beli ga ada konter yang buka. Akhirnya aku berangkat nyari WiFi niatnya ke konter hp yang dulu aku pernah dapet passwordnya. Sampai sana ternyata password sudah diganti. Sembari berjalan aku terus mencari wifi, aku mengarah kantor kecamatan jebres dan ternyata di situ juga di password. Lalu aku memutuskan untuk ke UNS. Yah memang agak jauh untuk waktu yang mepet, tapi tak apalah pikirku saat itu..

Dengan semangat dan rasa takut, kanjutkan untuk berjalan sambil melihat hp, adakah wifi yang tidak dipassword. Eh ketika mau menyeberang jalan ada satu wifi yang tidak dipassword. Sejurus kemudian langsung kutekan connect dan alhamdulliah bisa connect, pada saati itulah aku langsung mesen grab dan  bilang ke temen-temen bla bla bla, ini itu karena dikiranya aku masih tidur tidak membalas WA.
Jam 05.00 pun tiba, aku tiba di stasiun balapan. Perjalanan kereta dimulai jam 05.20 s.d 08.15 di stasiun poncol. Tiket kereta dari solo balapan ke semarang poncol hanya 10k dan dari semarang poncol ke stasiun pekalongan menghabiskan uang 50k. jadi perjalanan dari solo sampai ke pekalongan menghabiskan sekitar 70k sekali jalan. Eitss, belum ditambah sama jajan dan makanannya ya. Apalagi kalau beli makanan di dalam kereta tuh, bisa kali lebih mahal daripada tiketnya. Disaranin banget nih kalau mau bepergian jauh untuk membawa bekel jika sempat hehehe, karena aku sendiri juga tidak sempat.

Di dalam kereta, hanya banyak dihabiskan dengan melanjutkan tidur dan sebagian kecil bercanda ria. Ada salah satu yang bercandaan samapai kejedot tempat botol, pura-pura jadi pramusaji dsb, seruu deh pokoknya. Aku juga melihat-lihat tanah-tanah yang dilewati. Ada daerah yang sangat kering dan ada yang agak lembab tananhnya. Mungkin itu perbedaan curah hujan yaa gengs.. Bahkan di sebelum stasiun semarang tawang, ada gengangan air di sekitar rel dan banyak eceng gondok hijau yang menghiasinya.
(eceng gondok sebelum stasiun semarang tawang)

stasiun semarang tawang
Suasana di Stasiun semarang poncol sedikit mendung, kami melanjutkan perjalanan dengan berganti kereta, kali in keretanya adalah kaligung yeayyy. Karena cuaca yang mendukung untuk tidur, maka perjalanan pun tak jauh berbeda seperti tadi.
Sekitar jam 10.30 kami tiba di stasiun Pekalongan. Kami dijemput dari pihak panitia untuk dihantarkan ke penginapan yang tak jauh dari stasiun. Nama penginapannya adalah “Hotel Damai”.  Hotel yang memiliki nuansa apa yaa, bagus deh hehe. Kamar seluar 12x14 keramik (360x420 cm) dengan kasur 3 buah. Lagi-lagi kami rebahan lagi di penginapan.
Kegiatan dilanjutkan sore hari, ada pemanasan memutari hotel dan bermain badminton ringan. Hari mulai malam, waktu itu kami hang out bersama untuk dinner di pinggir jalan. Ada satu kejadian lucu yang membuat tertawa temen-temen, ketika sedang asyik makan nasi goreng, ada salah satu temen, yaitu kating (kakak tingkat ya) yang sambil telfonan dan buru-buru ingin mengambil motor di hotel. Al hasil byuurrr, dia masuk ke lubang got kotak seluas 1 meter persegi. 3 detik hening sekali, kemudian pecah karena tawa dari masnya sendiri wkwkwkwk. Awalnya ga mau ketawa, takut tersinggung dan dosa tapi kok ya lucuc banget hmmmm,, ga bisa deh kalaau ga tertawa ketika meilhat masnya jatuh tuh. Tapi rada jahat ya -_-
Senin pagi kami bangun untuk melakukan pemanasan dan bersiap-siap berangkat ke GOR. Waktu itu pertandingan dilaksanakan di GOR medono. Penyisihan dimulai dari babak 32 besar dengan sistem beregu. Singkat cerita, dari 3 tim yang dikirimkan dari UNS, ada 1 tim yang berhasil juara 3. Sedangkan timku hanya sampai 16 besar kalah melawan tim UNS satunya sendiri dan tim yang perempuan kalah di babak 8 besar, keduanya belum beruntung. Ada hal yang kuingat terus dari mbak official, mbak tessa, “Jangan meremehkan diri sendiri, kalau kamu ngelakuin kesalahan di lapangan kontrol emosimu. Bangkitkan rasa percaya diri bahwa aku bisa. Jangan malah meremehkan, menghina dirimu sendiri. Satu hal, kamu harus prihatin di pertandingan, prihatin dalam hal ini adalah menjaga lisan”.


alun-alun pekalongan

nasi megono
Di pekalongan, kusempatkan untuk mencicipi kuliner khasnya, nasi megono. Nasi yang sayurnya dari olahan nangka ditambah parutan kelapa, harga 5 ribuan. Rasanya enak hmmmm.. Tapi harga makanan di dekat alun-alun pekalongan mahal menurutku yaa. Aku makan nasi megono, telur, tempe goreng 2, dan teh anget habisnya 18k. kalau di solo mungkin cuma sekitar 10k wkwk. Tapi tak apa lah ya, selisih sedikit. Ketika itu aku bersama teman-teman makan nasi megono di dekat alun-alun Pekalongan. Alun-alunnya tidak jauh beda dengan kota lain, banyak pedagang kaki lima, tenda makanan, minuman keliling, seperti layaknya alun-alun lainnya. Saat perjalanan ke alun-alun, kami melewati pasar burung yang beroperasi malam hari, dan menurut sumber disana, itu satu-satunya pasar burung yang ada di Indonesia saat malam hari. Namanya pasar Sorogemen. yah, di alun-alun hanya berfoto dan menikmati udara dan suasana kota pekalongan. Setelah penat menjajaki alun-alun, kami pulang ke penginapan.

Keesokan harinya, pagi-pagi kami pergi ke pantai pekalongan punya. Oh iya, disana katanya sering terjadi banjir rob dari laut. Bahkan sebelum bertanding lapangan badmintonnya kebanjiran karena lokasi yang tak juah dari pantai. aku mengira karena tinggi jalan raya dan permukaan pantai hampir sejajar, jadi sama-sama 0 mdpl. Di sekitar pantai tersebut juga banyak tanah kosong, mungkin itu salah satu akibat dari seringnya banjir rob ya kawan.. 

Pantai pekalongan

Petualangan di pekalongan pun harus diakhiri, kita berpamitan dengan kota batik. Apapun hasil pertandingannya, itu bisa dijadikan buat refleksi dan evaluasi diri. Aku ga tahu ada yang bisa diambil pelajaran atau tidak dari tulisanku ini hehehe. Ada tidak ya? Semoga saja ada..

Sebagai closing statement, jalanilah apapun yang sedang kau lalui dengan senang hati dan energik, karena kita tidak tahu manfaat besar apa yang akan kita peroleh dari kegiatan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar